Di bawah remang bulan yang pucat, aku duduk sendiri di tepi jendela, merenung dalam kerinduan yang mengalir seperti sungai yang tak pernah kering. Bulan, seperti hatiku yang tergantung di langit, menyinari kehampaan malam ini. Ada sesuatu dalam cahayanya yang membuatku terhanyut dalam kenangan yang sulit kutemukan kata-kata untuk menyatakannya.
Setiap bulan memiliki cerita, begitu pula setiap rindu. Mereka menyatu dalam tarian tak terlihat, di mana langit bertindak sebagai panggung dan kita, pemimpi yang kehilangan arah. Bulan, seperti penjaga rahasia malam, menyaksikan segala perasaan yang tak terungkap, seolah-olah ia adalah saksi bisu dari setiap detik dalam kehampaan hati.
Seiring angin malam yang berbisik, aku terus berbicara pada bulan. Aku bercerita tentang rindu yang terperangkap di dalam dada, merayapi setiap sudut jiwa seperti bayangan yang tak pernah hilang. Bulan, dengan kehadirannya yang teduh, memberikan tempat bagi setiap beban emosional yang terlalu berat untuk kubawa di bumi ini.
Malam ini, bulan menjadi sahabat setia dalam kerinduanku. Seperti mata yang terbuka di langit, ia mengajarkan bahwa terkadang kehilangan adalah sebagian dari perjalanan kita. Di setiap purnama, aku menemukan diriku terikat pada kenangan yang memudar namun tak kunjung tenggelam.
Filosofi malam ini adalah tentang sejauh mana kita mampu merangkai kata-kata di antara bintang-bintang yang bergemerlapan. Kita seperti penjelajah yang tersesat dalam galaksi perasaan, mencari arti di antara orbit kehidupan yang melingkupi kita. Bulan, dengan cahayanya yang lembut, memberikan petunjuk bahwa kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang tak terjangkau oleh akal manusia.
Dan di sini, di bawah langit yang ditemani oleh bulan yang setia, aku melanjutkan perjalanan filosofisku. Rindu, seperti ombak yang terus menerus menghantam pantai hati, mengajarkan bahwa ada keindahan dalam kerapuhan. Kita tidak selalu harus tahu arah atau menemukan jawaban, terkadang cukup merenung di bawah bulan yang membimbing kita dalam kegelapan.
Malam ini, biarkan rindu menjadi nyanyian yang terukir di antara bintang-bintang. Dan biarkan bulan menjadi saksi bisu dari setiap kata yang terlepas, menciptakan kisah yang terus berputar di langit hati yang terbuka.
~Pena Bertuah
Komentar
Posting Komentar